Bestie.my.id - Ramadhan selalu menjadi waktu yang istimewa bagi banyak orang, termasuk bagi saya yang senang menjelajah tempat baru dengan tetap menjaga anggaran. Pekan lalu, saya memutuskan untuk melakukan perjalanan singkat ke Kuala Lumpur (KL) selama tiga hari dua malam dengan satu tujuan: menikmati suasana Ramadhan di kota multietnis ini, tanpa harus menguras tabungan. Kabar baiknya? Saya berhasil melakukannya dengan budget kurang lebih 1 juta rupiah saja!
Tiket Promo: Awal Perjalanan Seru
Saya memulai perjalanan ini dengan tiket promo AirAsia yang berhasil saya dapatkan. Tiket PP (Palembang–Kuala Lumpur) hanya 300 ribu rupiah! Ini adalah dasar dari liburan hemat saya. Siapa yang bisa menolak harga murah seperti itu, bukan?
Saya sengaja fokus pada Kuala Lumpur saja, mengingat waktu yang terbatas dan kondisi fisik yang perlu dijaga saat berpuasa. Lagipula, ada banyak yang bisa dijelajahi di ibu kota Malaysia ini, terutama selama bulan Ramadhan.
1st Day: Kuliner Ramadhan dan Berburu Cokelat di Kampung Bharu
Setelah tiba di KL pada 23 Mei, hal pertama yang saya lakukan adalah menuju Kampung Bharu, salah satu destinasi kuliner terkenal di KL saat bulan Ramadhan. Saya mengetahui tempat ini dari vlog seorang vlogger asal Singapura, Sujimy, yang merekomendasikan Kampung Bharu sebagai tempat yang wajib dikunjungi saat bulan puasa.
Kampung Bharu adalah salah satu daerah tertua di KL, dan setiap Ramadhan, daerah ini disulap menjadi surga kuliner. Ada begitu banyak pilihan makanan di sini—mulai dari makanan tradisional Melayu seperti nasi dagang, nasi kerabu, dan kuih-muih (kue tradisional Malaysia), hingga makanan dari negara lain seperti ayam penyet Indonesia dan makanan Arab.
Harga makanan di Kampung Bharu juga sangat terjangkau, jadi bagi traveler dengan budget terbatas seperti saya, tempat ini adalah pilihan yang tepat. Sebagai gambaran, satu porsi nasi kerabu dengan lauk-pauk hanya sekitar 10–15 ringgit, atau setara dengan 36–54 ribu rupiah saja. Kalau kamu datang ke sini saat Ramadhan, jangan lupa untuk mampir sebelum maghrib, karena tempat ini akan penuh sesak dengan orang-orang yang bersiap untuk berbuka.
Setelah puas berburu makanan untuk berbuka, saya melanjutkan perjalanan ke Lulu Supermarket di kawasan Masjid India. Lulu ini terkenal sebagai tempat belanja oleh-oleh, khususnya cokelat, dengan harga yang cukup bersahabat.
Berbagai merek cokelat terkenal dijual di sini dengan harga yang kadang jauh lebih murah dibandingkan di tempat lain. Saya pun memanfaatkan momen ini untuk membeli cokelat sebagai oleh-oleh dan juga sebagai jasa titip (jastip) untuk teman-teman di Indonesia. Lumayan, kan, bisa menambah uang saku buat Lebaran nanti!
Cara Menuju Kampung Bharu dan Lulu Supermarket
Untuk ke Kampung Bharu, cukup naik LRT dan berhenti di stesen Kampong Bharu. Keluar dari stasiun, kamu tinggal belok kanan dan berjalan kaki beberapa menit, atau kalau bingung, tanya saja penduduk lokal yang biasanya sangat ramah.
Sedangkan untuk menuju Lulu Supermarket, kamu bisa berhenti di stesen Masjid Jamek. Dari situ, kamu bisa jalan kaki, atau kalau sudah capek, naik transportasi online untuk jarak yang nggak terlalu jauh.
2nd Day: Masjid Wilayah Persekutuan dan Berbuka Puasa di Damansara
Hari kedua, 24 Mei, bertepatan dengan hari Jumat. Saya memilih untuk santai-santai di pagi hari sambil menunggu waktu zuhur. Rencananya, saya dan teman-teman akan mengunjungi Masjid Wilayah Persekutuan, salah satu masjid paling cantik di Kuala Lumpur. Lokasinya agak jauh dari pusat kota, jadi kami memutuskan untuk menggunakan Grab.
Masjid ini memiliki desain arsitektur yang memukau, dengan perpaduan antara gaya modern dan klasik Timur Tengah. Ketika sampai di sana, suasananya sangat hangat dan tenang. Saya sempat sholat zuhur dan menikmati keindahan masjid ini sebelum bersiap untuk agenda berikutnya, yaitu berbuka puasa di Damansara.
Sore harinya, kami beranjak ke Damansara untuk bertemu teman-teman asal Malaysia yang sudah mengajak kami untuk berbuka bersama. Ini adalah salah satu momen yang paling saya nantikan, karena tidak hanya bisa menikmati makanan khas Malaysia, tetapi juga merasakan hangatnya suasana berbuka bersama teman-teman dari negara lain.
Berbuka puasa di Malaysia punya suasana yang sedikit berbeda dari di Indonesia, terutama dalam hal waktu berbuka. Di Kuala Lumpur, waktu maghrib tiba lebih lambat dibandingkan di Palembang. Kalau di Palembang waktu buka puasa sekitar pukul 18.00 WIB, di Kuala Lumpur kita berbuka pada pukul 19.21 waktu setempat (atau 18.21 WIB). Jadi, agak lebih lama menunggu, tapi dengan suasana dan makanannya yang menggugah selera, menunggu terasa tidak terlalu berat.
3rd Day: Kembali ke Palembang
Hari terakhir, 25 Mei, dihabiskan dengan berkemas dan bersiap untuk kembali ke Palembang. Meskipun perjalanan ini hanya tiga hari, rasanya sudah cukup puas menikmati suasana Ramadhan di Kuala Lumpur. Apalagi, bisa melakukannya dengan anggaran yang sangat hemat!
Budget Detail: Hemat Tapi Tetap Seru
Oke, sekarang saatnya bahas soal budget. Percaya nggak percaya, total pengeluaran saya selama tiga hari di Kuala Lumpur nggak sampai 1 juta rupiah. Ini rincian pengeluarannya:
- Tiket Pesawat PP Palembang–Kuala Lumpur: Rp300.000 (promo AirAsia)
- Bagasi: Rp100.000 (bagasi dibagi dua orang)
- Hotel Swiss Inn Chinatown (2 malam untuk 2 orang): Rp450.000 (Rp225.000 per orang)
- Makan Sahur dan Buka Puasa (3 kali makan @15 RM): 45 RM (sekitar Rp162.000)
- Transportasi dari Bandara ke KL Sentral (PP): 24 RM (sekitar Rp86.000)
- Transportasi dalam Kota (LRT dan Grab): 35 RM (sekitar Rp126.000)
- Total pengeluaran: Rp999.000!
Dengan budget segitu, saya sudah bisa menikmati suasana Ramadhan di KL, berbuka dengan berbagai makanan khas Malaysia, dan bahkan belanja oleh-oleh di Lulu Supermarket. Sungguh, ini adalah salah satu perjalanan paling hemat dan menyenangkan yang pernah saya lakukan.
Baca juga: Mewujudkan Impian Masa Kecil Menikmati Salju di Kashmir
Tips Hemat Ramadhan di Kuala Lumpur
Manfaatkan tiket promo. AirAsia sering banget kasih diskon untuk rute-rute tertentu. Pantau terus aplikasi mereka, dan siapkan budget untuk beli tiket jauh-jauh hari.
Pilih penginapan strategis
Swiss Inn Chinatown adalah pilihan yang bagus, karena lokasinya dekat dengan stasiun LRT, pusat perbelanjaan, dan tempat-tempat makan. Hotel ini juga cukup nyaman dengan harga yang bersahabat.
Bawa uang dalam bentuk Ringgit
Kurs tukar di KL bisa lebih tinggi kalau kamu bawa rupiah dan tukar di sana. Sebaiknya, tukar uang sebelum berangkat.
Gunakan transportasi umum
LRT di KL sangat mudah diakses dan murah. Hanya gunakan Grab untuk tempat yang jauh atau tidak terjangkau LRT.
Jangan ragu mencoba makanan lokal
Selain murah, makanan di tempat seperti Kampung Bharu benar-benar otentik dan lezat. Ini juga cara yang baik untuk lebih mengenal budaya Malaysia.
Meskipun hanya tiga hari, pengalaman Ramadhan di Kuala Lumpur ini sangat berkesan bagi saya. Bukan hanya karena bisa berbuka puasa dengan makanan enak, tapi juga karena bisa melakukan semua itu dengan budget yang terjangkau. Kalau kamu lagi cari destinasi Ramadhan hemat, Kuala Lumpur bisa jadi pilihan yang tepat.
Posting Komentar