Bestie.my.id - Pernah gak sih, ngebayangin serunya jalan-jalan bareng teman-teman dekat di usia pensiun? Nah, itulah yang kami rasakan baru-baru ini. Kami, sekelompok "bestie" yang udah sama-sama punya pengalaman banyak dalam dunia travelling, memutuskan untuk berangkat bareng—bukan sekadar jalan-jalan santai, tapi dengan gaya backpacker yang udah beda jauh dibandingkan saat kami masih muda.
Kalau dulu waktu masih muda, backpacking itu identik dengan impromptu, kebebasan, dan sering kali gak mikirin barang bawaan. Tapi sekarang? Sudah berbeda, teman-teman! Sebagai kelompok yang wajib punya pengalaman dan suka traveling, kami sudah gak bisa sembarangan memilih teman untuk diajak jalan. Hindari mereka yang manja, ribet soal makanan, dan yang suka ngeluh, karena backpacking di usia pensiun, apalagi bersepuluh, butuh kekompakan tinggi.
Seret Koper ke Mana-mana: Kereta, Pesawat, Taksi, dan Semua Moda Transportasi
Satu hal yang paling kami suka—dan sekaligus paling merepotkan—adalah seret-seret koper ke mana-mana. Dari bandara, stasiun kereta, sampai terminal bus, koper-koper itu nggak pernah lepas dari tangan kami. Kadang kalau naik pesawat, kereta, bus, sampai taksi, ada aja hal yang bikin seru, terutama masalah koper. Apalagi yang punya koper gede, kan, pasti butuh bantuan teman. Kami pun gak sungkan saling membantu, angkat koper bareng, bahkan saling ingatkan tentang paspor dan tiket. Kompak itu penting, guys. Seperti saat kami harus mengangkat koper di kereta dan menatanya dengan rapi agar perjalanan lebih nyaman.
Tapi ada juga momen yang konyol banget. Seperti saat kami mulai "lupa diri" dan jadi sedikit cuek. Bayangkan ini, kami sudah merasa yakin kalau tiket kami adalah untuk naik kereta, tapi begitu sampai di stasiun, ternyata tiket yang kami pegang malah tiket bus! Bisa bayangin betapa bingungnya kami, kan? Untungnya, kami sudah terbiasa dengan masalah-masalah kecil seperti ini, jadi kami tetap tenang dan akhirnya tetap bisa melanjutkan perjalanan.
Keunggulan Kartu Kredit dan Roaming Saat Bepergian
Dalam perjalanan, kartu kredit jadi andalan utama kami. Tinggal gesek aja, urusan pembayaran jadi jauh lebih mudah. Gak usah ribet tukar-tukar uang atau bawa banyak cash. Selain itu, soal roaming, kami gak main-main. Setiap orang bawa paket roaming dari operator masing-masing, dan bawa modem roaming juga sebagai backup. Soalnya, kan, kita gak mau kejadian sinyal hilang, apalagi kalau anak-anak kami di rumah juga harus bisa pantau keadaan kami selama perjalanan.
Oh ya, salah satu hal yang kami pelajari adalah betapa beda cara kami backpacking saat muda dengan sekarang. Dulu waktu masih muda, kami lebih mengandalkan keberanian dan improvisasi. Sekarang? Kami lebih cenderung merencanakan dengan matang. Dari mulai koper yang beratnya bisa lebih dari 30kg karena banyak barang bawaan (suka dititipin teman juga, kan) sampai menyiapkan segala hal yang diperlukan.
Denda Kelebihan Bagasi Karena Lupa Persiapan
Bicara soal koper, ini pengalaman yang gak akan terlupakan. Waktu terbang dari Jakarta, koper kami udah bobotnya 32kg (maklum usia, ya, pasti bawa banyak barang). Kami pikir, "Ah, santai aja, ini kan penerbangan internasional." Tapi pas terbang antar negara di Eropa, pesawat yang kami naiki ternyata pesawat kecil. Eh, tiba-tiba kami kena denda bagasi kelebihan! Hahaha, siapa sangka, kami yang terbiasa terbang jauh dengan bagasi besar jadi harus bayar lebih karena nggak mempersiapkan untuk bagasi tambahan.
Jadi, pelajaran buat teman-teman yang mau bepergian: jangan lupa cek berat koper dan pastikan sudah membeli tiket tambahan untuk bagasi jika diperlukan. Kesiapan itu kunci!
Seret Koper, Kedinginan, dan Jaga-jaga dengan Tempat Penitipan Koper
Selain masalah bagasi, perjalanan dengan menggunakan kereta atau bus memang jadi tantangan tersendiri, apalagi kalau musim dingin. Koper yang berat, angin dingin yang menusuk, kadang membuat perjalanan terasa sedikit lebih ribet. Tapi, kami tetap semangat karena sudah terbiasa dengan situasi seret koper ini. Yang penting, kami sudah sepakat untuk mencari tempat penitipan koper di kota-kota besar jika ingin keliling lebih leluasa. Jadi, koper yang berat bisa dititipkan sementara waktu, dan kami bisa jalan-jalan santai tanpa khawatir.
Kalau lelah banget, taksi jadi solusi terbaik. Kami gak ragu untuk naik taksi agar lebih efisien, apalagi kalau sudah capek banget. Asalkan kami sudah sepakat dengan biaya yang akan dikeluarkan dari Jakarta, semuanya berjalan lancar. Yang penting, semua anggota grup harus sepakat mengenai hal-hal seperti anggaran, jadwal, dan juga tempat yang akan dikunjungi.
Berbagi Waktu: Sejarah atau Shopping?
Ketika tiba di suatu negara, kami gak selalu sepakat tentang apa yang harus dilakukan. Ada yang suka belanja, ada yang lebih suka sejarah. Contohnya, waktu di Krakow, Polandia. Yang suka sejarah langsung menuju Holocaust Museum, sementara yang suka belanja memilih pergi ke tempat lain. Kami selalu memisahkan diri sesuai minat masing-masing, lalu kami berkumpul kembali di tempat yang sudah disepakati.
Kadang juga, untuk lebih memaksimalkan waktu, kami menggunakan tour guide lokal untuk menjelajahi tempat-tempat yang lebih sulit dijangkau atau membutuhkan pengetahuan lebih. Ini sangat membantu, terutama saat berkunjung ke tempat-tempat bersejarah. Jadi, kami bisa menikmati perjalanan tanpa kehilangan informasi penting.
Penginapan? Apartemen atau Hotel?
Untuk tempat menginap, kami sepakat bahwa yang paling nyaman adalah sewa apartemen. Kenapa? Karena kami bisa memasak, ngobrol lebih leluasa, dan pastinya lebih hemat. Setelah lelah seharian, bisa duduk bersama sambil memasak makanan sendiri itu menyenangkan banget. Tentu saja, ada kalanya kami memilih hotel jika ada fasilitas yang lebih memadai, atau jika kami sedang berada di kota besar dengan banyak pilihan hotel yang nyaman.
Akhirnya, Perjalanan yang Tak Terlupakan
Semua pengalaman ini mengajarkan kami banyak hal tentang komunikasi, kompromi, dan kekompakan. Setiap perjalanan punya tantangannya sendiri, tapi yang paling berharga adalah kenangan yang kami ciptakan bersama. Meski pada akhirnya kami harus berpisah di beberapa negara, kami tetap berhubungan dan merencanakan perjalanan berikutnya.
Apakah kami kapok? Tentu saja tidak! Malah, seru banget dan tak akan terlupakan. Jadi buat kalian yang juga berencana untuk jalan-jalan bareng teman-teman di usia pensiun, yuk persiapkan semuanya dengan baik, tetap kompak, dan nikmati setiap detik perjalanan!
Posting Komentar