Pengalaman Transit di Sydney dengan Visa Australia Adalah Keputusan yang Menguntungkan

Pengalaman Transit di Sydney dengan Visa Australia Adalah Keputusan yang Menguntungkan


Bestie.my.id - Mungkin kalian pernah dengar atau baca cerita soal transit panjang, tapi percayalah, nggak semua transit itu membosankan. Kali ini aku akan berbagi pengalaman saat transit 9 jam di Sydney dalam perjalanan dari Jakarta ke Dallas, Amerika Serikat. Ini semacam petualangan kilat yang seru banget, dan aku senang bisa membagikannya. Siapa tahu, kamu jadi dapat inspirasi untuk memanfaatkan waktu transit berikutnya.


Kami berempat sudah siap dengan Visa Australia sebelum memulai perjalanan ini. Sepertinya hal kecil, tapi sungguh penting. Bayangkan ini: pagi itu di Terminal Soekarno-Hatta, kami berjalan ke konter check-in. Staf maskapai langsung bertanya, "Apakah Anda memiliki visa transit Australia?" Kami semua langsung merogoh tas dan dengan sedikit lega menunjukkan visa kami. Karena ya, tanpa visa itu, nggak ada cerita deh, kami bisa terbang ke Sydney, apalagi keluar dari bandara!


Beberapa orang di sekitar kami di konter tampak bingung. Mereka tidak menyadari bahwa negara transit juga bisa meminta visa, bahkan hanya untuk singgah. Aku melihat beberapa orang tidak diperbolehkan terbang karena mereka tidak punya visa transit Australia. Jujur, itu pelajaran besar bagi siapa pun yang sering terbang ke negara-negara yang memerlukan visa, bahkan hanya untuk transit. Pastikan kamu benar-benar siap, ya.


Setelah urusan check-in beres, kami naik ke pesawat Qantas yang membawa kami dari Jakarta ke Sydney. Pesawat lepas landas, dan aku pun mulai memikirkan rencana kami selama transit. Sembilan jam itu waktu yang cukup panjang kalau mau sekadar duduk di bandara, tapi juga cukup singkat kalau ingin menikmati kota. Jadi, kami harus merencanakan dengan baik.


Sesampainya di Sydney, kami segera menuju konter maskapai untuk meminta izin keluar bandara. Itu prosedur standar, dan petugas meminta kami memperlihatkan visa dan boarding pass untuk penerbangan lanjutan kami ke Dallas. Setelah mereka memastikan semua dokumen kami lengkap, kami diingatkan bahwa kami harus kembali ke bandara setidaknya empat jam sebelum penerbangan berikutnya. Hmm, tantangan nih!


Keluar dari bandara, rasanya seperti terbebas dari sangkar! Sydney menyambut kami dengan udara segar pagi yang bikin semangat langsung naik. Kami memutuskan untuk menuju Circular Quay, ikon kota yang terkenal dengan pemandangan Sydney Opera House dan Harbour Bridge. Tentu saja, kami nggak mau kehilangan kesempatan foto-foto di sini.


Kami memilih naik kereta ke pusat kota. Stasiun kereta ada di dekat bandara, dan aku harus bilang, sistem transportasi umum di Sydney cukup mudah dipahami, bahkan untuk turis yang bingung-bingung. Kami hanya perlu tap kartu kredit di gerbang, dan perjalanan pun dimulai. Kalau kamu nggak punya kartu kredit, kamu bisa beli tiket fisik, tapi pastikan kamu paham jadwalnya ya, biar nggak ketinggalan kereta. Kereta itu melewati banyak pemandangan kota yang seru, tapi Circular Quay tetap jadi puncaknya.


Sesampainya di Circular Quay, wow, pemandangan itu benar-benar memukau! Sydney Opera House berdiri megah di satu sisi, sementara Harbour Bridge terlihat kokoh di sisi lain. Ada banyak orang berlalu-lalang: turis dengan kamera besar, pekerja kantoran yang tampaknya terburu-buru, dan bahkan musisi jalanan yang memainkan musik santai. Kami berjalan sambil menikmati suasana, dan aku nggak bisa berhenti mengagumi bagaimana kota ini terasa hidup.


Satu hal yang menyenangkan dari Circular Quay adalah kemudahan menjelajah tempat-tempat menarik di sekitarnya. Kami sempat mempertimbangkan naik kapal feri ke Manly Beach, tapi akhirnya memutuskan untuk tetap di area Quay. Bukan karena malas, tapi waktu kami terbatas, dan aku nggak mau ambil risiko ketinggalan pesawat. Meskipun begitu, berjalan-jalan di sekitar pelabuhan cukup memberi rasa puas. Apalagi, dengan latar belakang ikon arsitektur yang sangat terkenal.


Momen yang tak terlupakan adalah saat kami duduk di pinggir pelabuhan, menyaksikan kapal-kapal besar berlalu. Ada semilir angin, dan cuaca cerah benar-benar bikin suasana terasa sempurna. Kami bercanda, selfie, dan hanya menikmati momen tanpa terburu-buru. Kadang, perjalanan bukan soal tempat yang dikunjungi, tetapi soal menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang kamu sayangi.


Setelah puas, kami sadar waktu mulai beranjak siang. Ini saatnya kembali ke bandara. Oh ya, aku tidak ingin mengulangi drama "hampir ketinggalan pesawat" yang pernah kualami di perjalanan sebelumnya, jadi kami sangat berhati-hati. Naik kereta balik ke bandara, kami tetap waspada soal waktu, dan itu adalah keputusan yang bijak. Dalam perjalanan pulang, aku sedikit merenung. Sydney memang menyisakan kesan yang dalam, bahkan hanya dari transit singkat ini.


Kembali di bandara, kami melewati pemeriksaan keamanan dengan lancar. Semua kembali ke ritme perjalanan panjang ke Dallas. Tapi, rasa syukur karena bisa keluar dan menghirup udara segar Sydney itu nyata banget. Alhamdulillah, perjalanan singkat ini sukses tanpa hambatan besar, dan kami semua sepakat: kalau ada kesempatan transit di Sydney lagi, kami pasti akan mengulangi petualangan ini.


Jadi, buat kamu yang suka traveling, pelajaran dari pengalaman ini jelas. Jangan lupa cek dan pastikan semua dokumen perjalanan, termasuk visa untuk negara transit, siap sebelum berangkat. Transit yang seharusnya membosankan bisa jadi petualangan kecil yang luar biasa. Aku harap cerita ini membantumu mempersiapkan perjalanan berikutnya, dan siapa tahu, Sydney bisa jadi persinggahan tak terlupakan untukmu juga.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama